1. Ia telah mengambil tujuan hidup yang sama seperti yang ditetapkan Allah dalam kitab suci.
Yesus berkata “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Jarang sekali Tuhan Yesus menyuruh orang mencari sesuatu, tetapi disini Ia menyarankan agar anda mencari dua hal (yang akan menjadi tujuan ganda bagi setiap orang percaya), maka Ia akan bertanggung jawab memenuhi segala keperluan dalam hidup anda.
Apapun pekerjaan anda, janganlah pekerjaan itu dijadikan tujuan hidup, sebab betapapun mulianya, pekerjaan itu hanya untuk sementara. Orang Kristen adalah orang yang telah memilih tujuan yang kekal bagi hidupnya.
2. Ia bersedia mengorbankan apapun juga asal kehendak Allah berlaku dalam hidupnya.
Setelah mengabdikan diri kepada tujuan Allah, orang Kristen akan terus-menerus melawan godaan dan tidak akan membiarkan dirinya dijerat oleh daya tarik dunia yang gemerlapan. (2 Timotius 2:3-4). Segala yang anda kasihi – keluarga, kesehatan, keinginan-2, cita-2, dan sasaran-2 hidup anda hendaknya anda pegang dengan tangan terbuka. Ia harus diberi kebebasan untuk berbuat apapun juga dengan hidup anda dan mengambil apapun dari anda menurut kehendak-Nya.
3. Ia mengasihi Firman Allah
Nabi Yeremia berkata (Yeremia 15:16). Apakah anda mempunyai kerinduan yang tak terpuaskan akan Firman Allah? Apakah anda menginginkannya seperti anda menginginkan makanan? Apakah anda menyerahkan diri ke bawah kuasa Firman Allah? Atau apakah anda memilih apa yang akan anda percayai dan taati?
Bagaimana anda menarik manfaat dari Kitab Suci? Apakah anda mengikuti rencana pembacaan Alkitab yang teratur dan mempelajarinya secara sistematis? Apakah kerinduan anda akan Alkitab demikian besar, sehingga tidak akan pernah terpuaskan?
4. Ia berhati melayani
Pada suatu ketika Yesus mengingatkan murid-2Nya bahwa orang-2 bukan Kristen ingin dilayani dan menjalankan kuasnya dengan keras atas orang lain. Tetapi sebaliknya dari itu Ia berkata (Matius 20:26-28).
Motto Akademi Militer Kerajaan Inggris berbunyi “Melayani untuk Memimpin”. Inilah kebenaran yang ingin disampaikan oleh Yesus kepada Murid-2Nya ketika Ia membasuh kaki murid-2Nya (Yoh 13).
5. Ia tidak menaruh kepercayaan kepada diri sendiri.
Prinsip ini sering ditekankan dalam Kitab Suci. Paulus berkata (2 Korintus 1:9). Ia juga berkata dalam (Roma 7:18). Keduniawian dan kepercayaan kepada diri sendiri, tidak dapat dipisahkan, sebab keduniawian dapat diartikan, “hidup seolah-olah tidak memerlukan Allah”. Misalnya, pergi ketempat kerja tanpa menyediakan waktu sebelumnya untuk bersekutu dengan Allah, pada hemat saya menyatakan bahwa kita mempunyai kepercayaan yang besar terhadap diri sendiri. Sama saja halnya dengan mengatakan, “Pada hari ini saya dapat mengurus hidup saya tanpa bergantung kepada Allah secara mutlak.”
Salah satu cara untuk menentukan besarnya kepercayaan kita kepada diri sendiri ialah dengan menghitung seberapa seringnya kita membicarakan diri sendiri. Berapa sering kita berbicara tentang betapa besarnya kita dan tentang hal-hal yang telah kita lakukan?
6. Ia tidak memiliki roh yang berdiri sendiri.
Dewasa ini orang banyak berbicara tentang “mengurus perkara sendiri”. Didalam masyarakat yang bersifat anti penguasa ini, sikap orang ialah: “Jangan biarkan orang lain memerintah kita”. Namun, pelaksanaan pekerjaan Allah memerlukan usaha bersama yang dilaksanakan bersama-sama dengan saudara-saudara seiman yang sehati dan sepikir. Dalam kehidupan seorang Kristen tidak boleh ada sikap menyendiri – sikap yang seolah-olah berkata,”Jika tidak dilakukan menurut caraku, aku tidak akan mengerjakannya sama sekali”. Seorang jemaat pernah berkata, saya akan mendengarkan apa yang dikatakan Allah kepada saya, tetapi saya tidak mau di ajar oleh orang lain”. Mempunyai sikap semacam itu berarti hidup dengan menipu diri sendiri. Orang-orang lain sering dipakai oleh Allah untuk menyampaikan sesuatu kepada kita. Allah mencari orang-orang yang rela melepaskan pendapat demi kelompok.
7. Ia menaruh kasih kepada sesamanya.
Rasul Yohanes berkata (1 Yohanes 4:10). Agar kita dapat hidup saleh, kita harus menjadi serupa dengan Allah. Agar menjadi serupa dengan Allah, kita harus mengasihi sesame kita, karena Allah mengasihi manusia.
Charlie Brown berkata,”saya senang akan dunia ini. Saya kira dunia ini indah sekali. Yang saya tidak tahan ialah orang-orangnya”. Namun demikian, justru demi umat manusia Yesus memasuki sejarah manusia. Ia datang untuk menebus manusia. Inilah hakekat Injil. Seorang Kristen adalah orang-orang yang melibatkan diri dalam kehidupan manusia.
8. Ia tidak membiarkan diri terjebak ke dalam perangkap kepahitan.
Penulis Surat Ibrani memperingatkan agar kita menjaga (Ibr 12:15). Ayat ini berkenaan dengan memberi dan menerima tegoran. Banyak orang menjadi pahit karena seseorang telah menunjukkan kesalahannya dalam kehidupannya. Mungkin seseorang benar-benar berlaku salah terhadap anda atau anda hanya mengira-ngira, namun bagaimanapun keadaannya, kalau anda tidak berhati-hati, hal itu dapat menimbulkan kepahitan didalam hati anda.
Akar kepahitan dapat timbul dari persaingan, tidak adanya komunikasi antara anda dengan teman-teman Kristen, atau dari perasaan bahwa anda telah diperlakukan secara tidak adil. Saya percaya bahwa lebih banyak orang Kristen dijadikan tidak efektif dalam kehidupan Kekristenannya karena akar pahit daripada karena dosa-dosa lain.
9. Ia telah belajar mendisiplinkan hidupnya
Salah satu bagian Kitab Suci yang paling banyak memberikan dorongan, ditulis oleh Paulus dalam (1 Korintus 9:24-27). Sudahkan anda belajar mendisiplin diri sendiri?
Malam hari telah anda sisihkan untuk Pemahaman Alkitab, tetapi anda lihat bahwa TV menyiarkan acara kesayangan anda. Karena itu anda menggunakan pikiran wajar dan berkata bahwa anda dapat mengadakan PA lain waktu. Bukan saja PA ditelantarkan, tetapi juga anda tidur larut malam sehingga keesokan harinya anda tidak dapat bangun cukup pagi untuk bersekutu dengan Tuhan dalam renungan pagi sebelum pergi ketempat kerja.
Yang menjadi persoalan bukanlah satu atau dua kesempatan dimana kita kompromi. Masalahnya ialah sekali kita membuat pengecualian, maka mudah sekali untuk mengulangnya berkali-kali. Kita menabur pikiran dan menuai perbuatan. Kita menabur perbuatan dan menuai kebiasaan. Kita menabur kebiasaan dan menuai kekekalan. Seorang Kristen adalah seorang yang berdisiplin. Walaupun itu tidak mudah namun harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Karena medali emas diserahkan kepada atlit yang telah bekerja paling keras dan yang telah belajar bagaimana mendisiplinkan dirinya.